HAkA berupaya keras untuk memperkuat perlindungan, konservasi, dan pemulihan Hutan Aceh tersisa dan berfokus di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dari ancaman yang ada. Kami secara aktif mempromosikan pentingnya KEL sebagai salah satu bentang alam utama untuk solusi berbasis alam.

HAkA strives to strengthen the protection, conservation and restoration of Aceh's remaining forests and focuses on the Leuser Ecosystem (KEL) from existing threats. We actively promote the importance of KEL as one of the key landscapes for nature-based solutions.
Copyright © 2025. All Rights Reserved.
HAkA berupaya keras untuk memperkuat perlindungan, konservasi, dan pemulihan Hutan Aceh tersisa dan berfokus di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dari ancaman yang ada. Kami secara aktif mempromosikan pentingnya KEL sebagai salah satu bentang alam utama untuk solusi berbasis alam.

HAkA strives to strengthen the protection, conservation and restoration of Aceh's remaining forests and focuses on the Leuser Ecosystem (KEL) from existing threats. We actively promote the importance of KEL as one of the key landscapes for nature-based solutions.
Copyright © 2025. All Rights Reserved.
HAkA berupaya keras untuk memperkuat perlindungan, konservasi, dan pemulihan Hutan Aceh tersisa dan berfokus di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dari ancaman yang ada. Kami secara aktif mempromosikan pentingnya KEL sebagai salah satu bentang alam utama untuk solusi berbasis alam ...
Copyright HAkA © 2025. All Rights Reserved.
Loading Events

« All Events

  • This event has passed.

Mei 22, 2024 @ 08:00 - Mei 24, 2024 @ 17:00

Delapan Teungku Inong yang berpengaruh, para pemimpin agama dari berbagai dayah, sekolah, dan lembaga keagamaan di Aceh, telah melakukan perjalanan transformatif ke Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) dari 22 – 30 Mei 2024. Misi mereka adalah belajar dari praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan membawa wawasan ini kembali ke komunitas mereka.

“Sebuah Perjalanan Transformatif: Teungku Inong Menuju Keberlanjutan”

Delapan Teungku Inong yang berpengaruh, para pemimpin agama dari berbagai dayah, sekolah, dan lembaga keagamaan di Aceh, telah melakukan perjalanan transformatif ke Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) dari 22 – 30 Mei 2024. Misi mereka adalah belajar dari praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan membawa wawasan ini kembali ke komunitas mereka.

Studi banding ini memberikan kesempatan unik bagi para pemimpin perempuan ini untuk menyaksikan langsung penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam berbagai skala. Mulai dari tingkat akar rumput di Desa Eduwisata Cibanteng, di mana mereka belajar tentang pengelolaan sampah organik dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, hingga inisiatif berskala lebih besar seperti Kebun Hiris di Bogor dan pengelolaan sampah di Taman Semangat IPB, para Teungku Inong memperoleh pemahaman komprehensif tentang pengelolaan lingkungan.

Di luar aspek teknis praktik berkelanjutan, perjalanan ini juga memfasilitasi peluang jaringan yang berharga. Para Teungku Inong berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pejabat pemerintah, organisasi pemuda, dan pemimpin agama, untuk menjalin kemitraan dan berkolaborasi dalam inisiatif masa depan. Koneksi-koneksi ini dengan lembaga seperti UNAS, KLHK, Eco-Bhinneka, Kisuci, PP Muhammadiyah, MUI, dan Pesantren Ekologi Misykat Al-Anwar akan sangat instrumental dalam memperluas praktik berkelanjutan di Aceh.

Pengalaman langsung, seperti membuat bio-saka, eco-enzyme, dan mendaur ulang limbah plastik menjadi gantungan kunci, tidak hanya memperdalam pemahaman Teungku Inong tentang praktik berkelanjutan tetapi juga menyalakan semangat mereka untuk konservasi lingkungan. Keterampilan praktis ini dapat dibagikan kepada komunitas mereka, memberdayakan individu untuk mengambil tindakan di tingkat lokal.

Potensi dampak dari studi banding ini sangat luas. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam pengajaran dan kehidupan sehari-hari mereka, Teungku Inong dapat menginspirasi dan memobilisasi komunitas mereka untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan. Hal ini dapat mengarah pada pembentukan kelompok kesadaran lingkungan, integrasi keberlanjutan ke dalam kurikulum pendidikan, pengembangan inisiatif ekowisata berbasis masyarakat, dan peningkatan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan lingkungan.

Saat para Teungku Inong kembali ke Aceh, mereka membawa bukan hanya pengetahuan dan keterampilan baru, tetapi juga semangat baru. Perjalanan mereka adalah bukti nyata kekuatan pendidikan, kolaborasi, dan tindakan individu dalam mengatasi tantangan lingkungan global.

Details

Start:
Mei 22, 2024 @ 08:00
End:
Mei 24, 2024 @ 17:00
Event Category: