Sekitar 50% dari tanah Indonesia ditutupi oleh hutan, yang sering dianggap remeh.

Hutan memiliki peran penting dalam melindungi tanah kita, namun kita masih menghadapi deforestasi besar yang membawa kita ke banyak bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, dan banyak lagi. Kita sudah cukup mendengar bahwa kegiatan perusakan alam ini dilakukan atas nama pertumbuhan ekonomi. Namun, kami sedikit melihat 'dampak ekonomi' pada komunitas lokal ini. Sebaliknya, kami melihat banyak kerugian yang menimpa mereka. terjadi bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, dan lain-lain yang menelan banyak korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan masih banyak lagi.

Skema perhutanan sosial yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia bertujuan untuk mengurangi kemiskinan masyarakat hutan dengan memberikan akses untuk mengelola kawasan hutan sehingga mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi. Selain itu, skema ini juga diharapkan mampu menekan laju deforestasi.

HAkA telah membantu pembentukan Hutan Desa (Hutan Desa) di Desa Damaran Baru (Kabupaten Bener Meriah) dan Bunin (Kabupaten Aceh Timur). Damaran Baru terkena dampak banjir bandang, yang mengakibatkan hilangnya puluhan rumah, dan banyak kerusakan infrastruktur akibat degradasi hutan, yang terletak di dekat desa mereka. Sayangnya, perusakan ini banyak dilakukan oleh pihak lain di luar masyarakat desa itu sendiri. Bunin memiliki tiga dari 4 spesies kunci di Ekosistem Leuser (harimau sumatera, gajah dan orangutan), namun kami masih menemukan kerusakan alam di sekitar kawasan ini. Kami melihat masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga rumah mereka, oleh karena itu kami mendukung kedua desa ini untuk mendapatkan izin Hutan Desa oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Kelompok Pengelola Hutan Desa (LPHD).

Dengan izin ini, mereka sekarang memiliki hak dan tanggung jawab untuk menjaga mata pencaharian mereka dengan melestarikan, melindungi dan memulihkan hutan desa di wilayah desa mereka. Untuk memampukan mereka menjaga hutan secara mandiri, HAkA membantu membentuk dan melatih Tim Patroli Masyarakat (CPT), tidak hanya untuk Hutan Desa Damaran Baru dan Bunin, tetapi juga Agusen dan Pining. LPHD Damaran Baru bahkan membuat gebrakan dengan membentuk Tim Ranger Wanita pertama di Aceh yang disebut sebagai “Mpu Uteun” (Pelindung Hutan), yang telah berpatroli di hutan mereka sejak Februari 2020. Para ranger ini akan aktif melindungi lingkungan mereka, pertempuran merajalela deforestasi dan perburuan satwa liar di sekitar wilayah mereka. Dengan terbentuknya tim community ranger, diharapkan mereka bisa menjadi local champion untuk melindungi hutan, sungai dan sumber kehidupan lainnya secara langsung dan lestari.

HAkA menyelenggarakan pelatihan SMART Patrol untuk anggota CPT Agusen, Bunin dan Pining, dan Database SMART Patrol untuk anggota LPHD Damaran Baru. Data ini akan sangat penting sebagai bukti patroli mereka yang efektif dan membantu pembuatan kebijakan di desa mereka tentang pengelolaan hutan desa. Di Bunin, kami melihat penurunan laju deforestasi sekitar 50% pada tahun 2020 dibandingkan dengan rata-rata hilangnya hutan selama tiga tahun terakhir.

Selain itu, di lokasi restorasi, Damaran Baru kini fokus mengembangkan sektor agroforestry, silvofishery, honey farm, dan model ecovillage. Melalui agroforestri, mereka mengembangkan beberapa komoditas non-kayu, seperti alpukat, aren, kopi, dll. Dengan inisiatif ini, banyak penduduk setempat yang merasakan manfaat dari izin hutan desa mereka, secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Tidak hanya itu, ke depan HAkA juga memiliki ambisi besar untuk mendukung Hutan Desa Bunin sebagai salah satu pusat pendidikan satwa, karena Gampong Bunin memiliki tiga dari 4 spesies kunci di Ekosistem Leuser.