HAKA : Aceh Kehilangan Tutupan Hutan 8.906 Hektare dalam Setahun

Banda Aceh — Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA) mencatat sepanjang tahun 2023, Aceh kehilangan tutupan hutan seluas 8.906 hektare atau setara dengan 1,5 kali luas Danau Lut Tawar, Takengon. 

“Jadi 8.906 hektare itu setara dengan 1,5 luasnya danau Lut Tawar. Itu hanya satu tahun saja,” kata, Manajer GIS HAkA, Lukmanul Hakim dalam diskusi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh bertajuk “Deforestasi Hutan Aceh dan Solusinya” di Sekretariat AJI Banda Aceh, Kamis (29/2). 

Menurut Lukman, dari 8.906 hektare tutupan hutan yang hilang tersebut, 4.502 hektare di antaranya berada dalam kawasan ekosistem Lauser (KEL). Sementara sisanya di luar KEL, yaitu sekitar 4.854 hektare.

“Luas tutupan hutan menurut data kami itu di tahun 2023 tersisa 2,94 juta hektare, tapi kami yakin angka hutan tersisa di Aceh itu lebih besar dari ini,” tuturnya.

Lukman menjelaskan, hutan di Aceh saat ini masih tergolong lebih bagus jika dibandingkan dengan sembilan provinsi lainnya di Sumatera. Secara nasional, Aceh bahkan berada di peringkat kesembilan persentase tutupan hutan paling tinggi di Indonesia. 

“55 persen hutan kita itu masih lebih luas dibanding rata-rata hutan di Indonesia. Indonesia rata-rata nasional yaitu 51 persen, jadi kita masih di atas rata-rata nasional,” ujarnya. 

Menurut Lukman, secara tren sebenarnya deforestasi di Aceh terus mengalami penurunan. Berdasarkan data HAkA, di tahun 2015 angka deforestasi masih sekitar 21 ribu hektare. Kemudian turun stabil di angka 15 ribu hektare di rentang 2018 sampai 2020. 

“Sementara di tiga tahun terakhir ini juga stabil di angka tiga ribuan hektare,” ucapnya. 

Ia menuturkan, selama 2023 terdapat tiga kabupaten tertinggi deforestasi, yaitu Aceh Selatan 1.854 hektare, Subulussalam 911 hektare, dan Aceh Utara 866 hektare. Jika akumulasi 2017-2023, Aceh Tengah paling tinggi deforestasi dibanding daerah lain. 

Lukman menambahkan, sejak 2019 sampai 2022, Aceh menjadi provinsi dengan luas tutupan hutan yang paling bagus di Sumatra. Namun Aceh juga nomor satu bencana paling banyak di Sumatra.  

“Jadi hutannya paling bagus juga di Sumatra, bencananya juga nomor satu. Ini adalah hal yang bertolak belakang,” ungkapnya.

Sementara itu Koordinator Polisi Hutan BKSDA Aceh, Rahmat, mengatakan dampak deforestasi hutan salah satunya menyempit habitat satwa liar.  

Ia menyebutkan Aceh memiliki empat satwa kunci, yaitu gajah, orangutan, harimau, dan badak. Menurutnya, badak satwa paling mengkhawatirkan di Aceh. 

“Ada fragmentasi habitat sehingga berkurang ruang gerak atau jelajah satwa,” katanya. 

Editor : Boy Nashruddin
 

Sumber

KIRIMKAN LAMARAN ANDA

Kami akan berusaha untuk menghubungi Anda kembali sesegera mungkin. Pastikan nomor telepon/email Anda benar.

Terima Kasih

Terima kasih atas minat Anda. Kami selalu mencari individu yang luar biasa untuk bergabung dengan tim kami. Kami sedang meninjau aplikasi Anda. Jika Anda terpilih, kami akan menghubungi Anda dalam waktu dua minggu.

Donasi Sekarang

Donasi Anda akan mendukung upaya perlindungan Kawasan Ekosistem Leuser yang dilakuksan, seperti kampanye dan pendampingan masyarakat untuk melindungi lanskap krusial ini.

Donasi dalam Rupiah

Untuk donasi dalam Rupiah, Anda dapat melakukannya dengan scan kode QR di bawah.

Donasi Internasional

Untuk donasi dengan kurs lainnya, Anda dapat scan kode QR di bawah atau klik link berikut. Anda akan dibawa ke halaman mitra kami (The Orangutan Project) untuk donasi melalui Paypal atau Kartu Kredit.

Terima Kasih

Halo! Terima kasih telah menghubungi HAkA! Silakan sampaikan kebutuhan Anda yang dapat kami bantu.

Terima Kasih

Terima kasih atas minat Anda. Kami selalu mencari individu yang luar biasa untuk bergabung dengan tim kami. Kami sedang meninjau aplikasi Anda. Jika Anda terpilih, kami akan menghubungi Anda dalam waktu dua minggu.

Hei ada masalah! Ya ini benar-benar kacau, pesan kesalahannya adalah: