Pada kesempatan konferensi pers tersebut, HAkA diwakili oleh Agung Dwinurcahya dan menggandeng akademisi, Bapak Mawardi Ismail. Acara dimoderatori oleh Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan. 

Agung menyampaikan bahwa kerusakan hutan tahun 2015 sekitar 21.056 hektare. Dimana luas hutan Aceh pada 2014 mencapai 3,071 juta hektar dan berkurang menjadi 3,050 juta hektar pada tahun 2015. Luasan hutan ini menunjukkan bahwa masih sebesar 54 persen dari dari daratan Aceh berupa tutupan hutan alam.

"Kerusakan hutan pada tahun 2015 yang terluas disumbang oleh Kabupatan Aceh Timur yang mencapai 4.431 hektar, Kabupaten Aceh Selatan yang mencapai 3.061 hektare, Kabupaten Aceh Utara yang mencapai 1.771 hektar, Kota Subulussalam yang mencapai 1.475 hektar, dan Kabupaten Gayo Lues yang mencapai 1.401 hektar."

Bapak Mawardi menyampaikan TNGL adalah bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). KEL seharusnya tidak menjadi hal yang menakutkan karena di KEL itu sendiri terdiri dari berbagai fungsi kawasan hutan dan Area Penggunaan Lain (APL). 

"Saat terjadi bencana, orang menyalahkan hutan dan lingkungan yang sudah dirusak. Namun di saat yang lain, orang yang sama menyebutkan pembangunan tidak dapat dilaksanakan karena terhalang dengan kawasan lindung," imbuhnya

Sumber berita