dropdown menu

HAkA Latih Jajaran Polres Aceh Selatan Dalam Memantau Hutan Dengan Global Forest Watch

Aceh Selatan - Banyak teknologi, alat dan data yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di seluruh dunia. Sering kali, teknologi dan data ini telat diketahui oleh kita, karena kurangnya informasi yang diperoleh.

Salah satu teknologi tersebut adalah teknologi berbasis citra satelit yang sudah banyak diterapkan ke berbagai bidang. Salah satu penerapan teknologi tersebut adalah guna mengidentifikasi kerusakan hutan, terutama yang berada di dalam kawasan hutan. 

Pelatihan GFW HAkA kepada Polres Aceh Selatan

Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Aceh yang mendukung perlindungan dan pelestarian Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) telah aktif berbagi ilmu ke beberapa instansi pemerintah mengenai Global Forest Watch (GFW), sebuah platform yang berfungsi untuk pemantauan hutan secara global. 

Global Forest Watch merupakan platform besutan World Resources Institutes (WRI) yang bekerjasama dengan University of Maryland, dan  beberapa mitra lainnya. Salah satu data yang terdapat di dalam GFW adalah data Global Land Analysis & Discovery (GLAD), yang mampu mengidentifikasi wilayah yang berpeluang mengalami kehilangan tutupan pohon secara berkala setiap minggunya.

Sejak Tahun 2017, Yayasan HAkA telah aktif berbagi ilmu mengenai Global Forest Watch ke hampir seluruh instansi pemerintah di bidang kehutanan di Provinsi Aceh, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Kesatuan Pengelola Hutan (KPH), Bidang Pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser (BPTNGL), BPHP, BPDAS, BPKH, dan BKSDA.

Selain itu, Yayasan HAkA juga turut memperkenalkan Global Forest Watch ke lembaga – lembaga terkait lainnya, seperti Kepolisian Daerah (Polda) dan Kepolisian Resor (Polres) di Provinsi Aceh, jurnalis – jurnalis di bidang lingkungan, dan beberapa mitra Lembaga Swadaya Masyarakat.

Pada kesempatan kali ini, Yayasan HAkA berkesempatan untuk memberikan pelatihan Global Forest Watch kepada personil Tipidter di lingkup Kepolisian Resor (Polres) dan Kepolisian Sektor (Polsek) Aceh Selatan, yang berjumlah lima belas orang. 

Pelatihan kali ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama pelatihan berlangsung. Pelatihan dilaksanakan pada Hari Selasa, tanggal 31 Agustus 2021, yang berlokasi di Aula Polres Aceh Selatan, di Kota Tapaktuan. Pelatihan dibuka secara langsung oleh Kepala Polres Aceh Selatan, AKBP Ardanto Nugroho S.I.K., S.H, M.H. 

Ardanto Nugroho menyampaikan, di dalam pembukaan tersebut, bahwa Leuser yang sebagian besarnya terletak di Provinsi Aceh telah menjadi perhatian banyak kalangan sejak lama, tidak hanya di Aceh atau Indonesia, namun juga dunia. 

“Kawasan ini dikenal sebagai paru-paru dunia yang menjadi salah satu penyumbang oksigen terbesar di dunia”, ujar Ardanto. 

Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi materi dan sesi lapangan. Pada sesi materi, pemateri yang berasal dari Yayasan HAkA memaparkan terkait pemanfaatan Global Forest Watch dan fitur – fitur yang berada di dalamnya, baik versi yang di akses dari komputer maupun versi smartphone. 

Setelah itu, pelatihan dilanjutkan dengan pemanfaatan aplikasi Forest Watcher (FW) untuk navigasi ke lapangan guna memeriksa data GLAD langsung ke lapangan. 

Peserta datang langsung ke lokasi GLAD yang diidentifikasi melalui Global Forest Watch di daerah Meukek untuk memeriksa, apakah  benar terjadi penebangan pohon di area tersebut ataukah tidak.

Selama berlangsungnya pelatihan, Kanit Reskrim Polsek Meukek, Dani Indra, juga turut memberikan pendapatnya terkait Global Forest Watch. “Global Forest Watch sangat baik untuk kegiatan pemantauan hutan, karena datanya up to date dan aplikasi Forest Watcher juga sangat bagus, karena dapat langsung membantu navigasi ke lokasi kehilangan pohon.” ujarnya di tengah pelatihan. 

Dani Indra juga berharap bahwa Global Forest Watch dapat dimasukkan ke dalam sistem pekerjaan mereka sehari-hari, seperti halnya aplikasi Lancang Kuning yang datanya wajib untuk langsung diperiksa begitu data tersebut keluar.

Selain itu, Kapolres Aceh Selatan, Ardanto juga mengatakan, bahwa teknologi yang telah jauh berkembang, memungkinkan kita untuk mengetahui seluruh kondisi permukaan bumi melalui citra satelit. 

Ia menambahkan hal ini selaras dengan teknologi yang terdapat di dalam Global Forest Watch, di mana kita bisa mengetahui informasi potensi kehilangan tutupan pohon lebih cepat di hampir setiap lokasi di seluruh dunia. 

"Dengan diadakannya pelatihan Global Forest Watch di lingkup Polres Aceh Selatan, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemantauan hutan secara seksama dengan lebih baik kedepannya." tutupnya.

Sumber : www.rmolaceh.id/polres-aceh-selatan-dibekalia-pantau-kerusakan-hutan-melalui-satelit

Hutan Aceh
Hutan Aceh

KIRIMKAN LAMARAN ANDA

Kami akan berusaha untuk menghubungi Anda kembali sesegera mungkin. Pastikan nomor telepon/email Anda benar.

Hutan Aceh

Terima Kasih

Terima kasih atas minat Anda. Kami selalu mencari individu yang luar biasa untuk bergabung dengan tim kami. Kami sedang meninjau aplikasi Anda. Jika Anda terpilih, kami akan menghubungi Anda dalam waktu dua minggu.

Hutan Aceh

Donasi Sekarang

Donasi Anda akan mendukung upaya perlindungan Hutan Aceh khususnya dalam Kawasan Ekosistem Leuser yang dilakukan, seperti kampanye dan pendampingan masyarakat untuk melindungi lanskap krusial ini.

Donasi dalam Rupiah

Untuk donasi dalam Rupiah, Anda dapat melakukannya dengan scan kode QR di bawah.

Hutan Aceh

Donasi Internasional

Untuk donasi dengan kurs lainnya, Anda dapat scan kode QR di bawah atau klik link berikut. Anda akan dibawa ke halaman mitra kami (The Orangutan Project) untuk donasi melalui Paypal atau Kartu Kredit.

Hutan Aceh
Hutan Aceh

Terima Kasih

Halo! Terima kasih telah menghubungi HAkA! Silakan sampaikan kebutuhan Anda yang dapat kami bantu.

Hutan Aceh

Terima Kasih

Terima kasih atas minat Anda. Kami selalu mencari individu yang luar biasa untuk bergabung dengan tim kami. Kami sedang meninjau aplikasi Anda. Jika Anda terpilih, kami akan menghubungi Anda dalam waktu dua minggu.

Hutan Aceh

Hei ada masalah! Ya ini benar-benar kacau, pesan kesalahannya adalah: